Jumat, 02 September 2022

MEMBANGUN KETAHANAN NASIONAL MELALUI PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN

 Oleh: Muhammad Baiquni Syihab


       1.       Pendahuluan

Dalam konteks penyelenggaraan pertahanan negara, pertanian dan ketahanan pangan merupakan satu kesatuan integral. Pertanian merupakan jantung pertahanan bagi ketahanan pangan Indonesia saat ini. Selain itu juga,  pertanian adalah sektor utama penyedia bahan pangan, Meninggalkan sektor pertanian dalam pembangunan nasional, terutama dalam ketahanan pangan akan membawa bangsa ini kepada krisis.

Berbagai bentuk krisis pangan telah terjadi selama ini yang merupakan bukti bahwa lemahnya sektor pertanian dalam pemenuhan pangan di Indonesia, sehingga mengakibatkan banyak terdapat keluarga petani Indonesia yang ketahanan pangannya rendah yang mengakibatkan kemiskinan bahkan menimbulkan penyakit kekurangan gizi pada anak-anak dan penyakit busung lapar. Sehingga solusi terhadap persoalan pangan ini akan selalu terkait dengan masalah kemiskinan dan kelaparan.

PRAKTEK EKONOMI ISLAM OLEH UMAR BIN KHATTAB SEBAGAI KEPALA NEGARA

 Oleh: Muhammad BAiquni Syihab

 

A.     Tentang Umar Bin Khattab ra.

Beliau adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Kaab bin Luay.[1][1] Nasab Kaab bin Luay inilah yang mempertemukan beliau dengan nasab Rasulullah saw.

Umar bin Khatab masuk Islam pada usia 26 tahun, 3 hari setelah keislaman  Hamzah bin Abdul Muthalib, yaitu pada tahun ke-3 kenabian Muhammad saw. Pasca keislaman Umar dan Hamzah, metode dakwah Nabi saw berubah, dari yang tadinya dilakukan secara sembunyi-sembunyi menjadi dilakukan secara terang-terangan diserukan kepada seluruh masyarakat Mekah. 

Senin, 14 Juni 2021

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA HIDUP MUSLIM DAN NON MUSLIM DI DUA KEKUASAAN NEGARA BERBEDA (ISLAM DAN NATION STATE DEMOKRASI)

Oleh: Muhammad Baiquni Syihab

 

A.   Pendahuluan

Perbedaan antara manusia dan hewan ada pada akalnya sedangkan unsur penopang kehidupannya tetap sama, dan itu terdiri dari dua unsur; yaitu kebutuhan jasmani (hajatun ‘udhowiyah) dan naluri (gharizah). Hajatun ‘udhowiyah ada pada manusia dan hewan, dan naluri pun demikian ada pada manusia dan hewan.[1] Namun akal fikiran hanya ada pada manusia, sedangkan hewan tidak memilikinya. Oleh sebab itu Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir (hayawanun natiq).[2]

Minggu, 16 Mei 2021

PANDANGAN ISLAM TERHADAP TEORI MATEMATIKA EKONOMI

 Oleh: Muhammad Baiquni Syihab

 Abstrak

Stephen William Hawking adalah guru besar matematika di Universitas Cambrige, namun ia mendaklarasikan diri sebagai seorang ateis. Demikian juga Albert Einstein, ilmuan Matematika – Fisika abad 20 yang walaupun beragama, namun ia seorang non muslim. Adapun al Khawarizmi, seorang matematikawan pada abad 9 sebagai penemu angka 0 adalah seorang muslim. Demikian juga al Biruni, matematikawan yang mampu mengukur diameter Bumi pada abad 11, dan dia juga adalah seorang muslim.

Sabtu, 09 April 2016

KHILAFAH BANI UMAYYAH VS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Muhammad Baiquni Syihab



Pendahuluan
Stigma negatif seringkali dilekatkan pada sistem politik kenegaraan Khilafah Islamiyah, yaitu sebagai upaya untuk menghambat tegaknya kembali sistem politik ini yang dahulu pernah berjaya di dunia. terutama saat sistem politik Islam ini dipimpin oleh bani/keturunan Umayyah (40H – 132H), yang digambarkan dengan dibesar-besarkan dengan gambaran sistem yang banyak menimbulkan pertikaian dan pertumpahan darah, padahal bila kita melihat secara objektif apa saja yang terjadi pada masa itu, tentu saja berbagai macam pujian juga akan ditujukan pada keKhilafahan masa mereka, walaupun tak dapat disangsikan memang ada sejarah hitam pada masa mereka.

Minggu, 31 Januari 2016

MUBAZIR (PERILAKU BOROS) DALAM PANDANGAN FIQIH ISLAM


Oleh: Muhammad Baiquni Syihab

Dalam Islam, apa hukumnya membanting Hape milik sendiri hingga hancur berantakan, saat suasana hati normal? Kemudian saat suasana hati sedih & marah? Dan saat suasana hati senang & gembira?
# Apakah pelakunya tergolong orang yang melakukan tabzir (mubazir)?