Oleh: Muhammad Baiquni Syihab
A. Pendahuluan
Perbedaan antara manusia dan hewan ada pada akalnya sedangkan unsur penopang kehidupannya tetap sama, dan itu terdiri dari dua unsur; yaitu kebutuhan jasmani (hajatun ‘udhowiyah) dan naluri (gharizah). Hajatun ‘udhowiyah ada pada manusia dan hewan, dan naluri pun demikian ada pada manusia dan hewan.[1] Namun akal fikiran hanya ada pada manusia, sedangkan hewan tidak memilikinya. Oleh sebab itu Aristoteles (384-322 SM) mengatakan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir (hayawanun natiq).[2]